The Art of 'Paper Management'

Pernah pusing pas ngeliat kertas berserakan di kamar kita ???!!... .

“Laskar Programmer” UIN Maliki Malang

GEMA-Satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Maliki Malang kaya akan kreatifitas...

The Next Generation of Superhero, is Us!

“Terkisah pada suatu malam yang kelam. Kala itu, semua penduduk bumi sedang terlelap. Jalanan sunyi....

WCU Itu 'Wong Cilik University' kan?

Maaf, tulisan ini hanya sebagai teman ngobrol saya aja.. Bukan utk tujuan aneh tertentu, karena isinya pasti tak berasa ilmiah dan minim kata-kata yang keren....

Harta, Tahta, Wanita, dan ............??

Duet dunia nyata dan dunia digital semakin intim saja. Dunia nyata semakin bergantung pada dunia cyber, dan dunia cyber kian kompleks....

Minggu, 28 November 2010

Jurnalisme Dunia Maya

Tak bisa dipungkiri lagi bahwasanya teknologi makin hari akan selalu berkembang, dan penggunaannya pun semakin luas. Salah satu produk teknologi yang sampai saat ini masih bertahan menjadi ‘kebutuhan’ manusia dalam beragam aktifitas adalah internet (international network). Meski awal penggunaannya untuk kepentingan militer, namun pada perkembangan selanjutnya internet seakan ‘meledak’ dan menarik perhatian segala golongan untuk dikembangkan dan difungsikan secara luas. Dan berkat banyaknya pihak pengembang maka umur internet bisa dikatakan tak akan pernah mati.

Imbas fenomena internet juga berkait erat dengan bidang lainnya, beberapa contoh misalnya dunia bisnis dengan munculnya e-Commerce dan PayPal, dunia pendidikan dengan lahirnya e-Learning, dunia kriminalitas dengan berkembangnya CyberCrime dan CyberLaw, dan tentunya dunia jurnalistik dengan adanya CyberJournalistic. Khusus pada dunia kepenulisan, kelahiran internet seakan menjadi media baru yang sarat keunikan. Beberapa karakter media internet yang tidak dimiliki media jurnalistik lainnya adalah:

  1. Daya akses global, internet seakan membawa tulisan kita ‘mendunia’ karena tidak ada batasan kewarganegaraan dan teritorial dalam pemanfaatan internet (anyone, anytime and anywhere).
  2. Interaktifitas yang tinggi, yakni berkat pengguna yang satu sama lain saling terhubung dan bisa saling berkomunikasi. Situs www.internetworldstats.com menyebutkan bahwa total pengguna internet dunia diestimasi hingga September 2009 mencapai 1,7 milyar atau lebih dari 25% dari total penduduk di muka bumi. Sedang pengguna internet di Indonesia mencapai angka 30 juta pengguna.
  3. Bervariasinya fitur-fitur di internet. Mulai dari layanan email, search engine, chatting, weblog, Wikipedia, social network, online discussion forum, news site, free file hosting, file transfer, smart search engine, dan lain sebagainya.
  4. Merupakan teknologi yang cepat berkembang. Sampai saat ini teknologi web mulai merambah ke generasi Web 3.0 setelah generasi Web 1.0 dan Web 2.0. Ada beberapa pendapat tentang definisi Web 3.0, diantaranya adalah “teknologi pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand “(John Borland, 2007). Pendapat lainnya yaitu “sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online” (John Markoff, 2007).

Sejauh ini, internet jika dikaitkan dengan perkembangan dunia jurnalisme akan sangat berkaitan erat, akan tetapi yang dipaparkan di sini hanya pada ruang bahasan internet sebagai wadah belajar dan publikasi karya tulis. Sepengetahuan penulis beberapa media CyberJournalistic adalah seperti berikut:

  1. Mengelola Blog. Istilah asli Blog adalah Weblog, perpaduan dari kata Web dan Log. Sehingga istilah Weblog akan bermakna suatu catatan (Log) dalam dunia internet (Web). Dengan mengelola Blog seakan-akan seorang Blogger memiliki surat kabar/majalah pribadi yang bisa dimodifikasi dan dipublikasikan sesuai keinginan. Dalam Blog terdapat fasilitas comment yang bisa menampung opini pengunjung (guess) suatu Blog, sehingga akan terjadi diskusi dan perbincangan tentang tulisan di Blog tersebut. Fasilitas Blog lainnya adalah Blog Archieve, Tags, RSS Feed, SiteMeter, ShoutBox, BlogRoll. Urgensi mengelola Blog bagi seorang penulis sangat tinggi, apalagi saat ini Blog Competition (kompetisi Blog) semakin banyak bermunculan. Diantara penyedia layanan Blog adalah blogger.com, wordpress.com, multiply.com, dan uinblogger.com.
  2. Aktif di situs social network (facebook.com, twitter.com, indoface.com, temankuliah.com, myspace.com ). Pemakaian situs social network selain sebagai media perjalinan pertemanan dan relasi, juga bisa sebagai media pembelajaran kepenulisan yang efektif. Hal ini disebabkan situs social network juga menyediakan tambahan fasilitas, seperti sejenis pembuatan Notes (catatan), Group, Pages, dan lainnya. Akan terbuka ruang-ruang jurnalisme dan interaktifitas dari diskusi apresiasi karya tulis tersebut. Apalagi ditemukan banyak dari tokoh/ahli bidang tertentu yang juga tergabung dalam jalinan social network.
  3. Menjadi anggota komunitas jurnalisme online. Dalam hal ini bisa berupa keanggotaan dalam situs berupa forum diskusi maupun dalam milist (mailing list). Diantara komunitas jurnalisme online adalah majalah Annida online dan Forum Lingkar Pena online.

Sehingga, kaum intelektual kampus, baik mahasiswa maupun dosen sepatutnya memiliki ‘rumah’ di dunia maya sebagai media kepenulisan pribadi. Selain itu, juga mencari banyak kenalan/relasi dalam hal kepenulisan. Maka peluang peningkatan mutu tulisan akan menjadi besar. Dan yang tak kalah penting adalah motivasi menulis bisa tetap terpelihara.

Saatnya menunjukkan eksistensi diri dalam berkarya tulis dalam dunia cetak dan dunia maya.

[Alhamdulillah dimuat di Suara Akademika UIN Maliki Malang]

Minggu, 24 Oktober 2010

“Laskar Programmer” UIN Maliki Malang


GEMA-Satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Maliki Malang kaya akan kreatifitas. Adalah mahasiswa Teknik Informatika, tepatnya kelas G dan H praktikum APS (Analisis dan Perancangan Sistem) 2009/2010, telah merilis sebuah buku kompilasi.

Buku yang berjudul sama dengan judul berita ini, berisi tiga topik bahasan. Yang pertama tentang mimpi-mimpi sebagai programmer. Topik pertama ini bertujuan agar kita memiliki harapan besar dan keinginan kuat dalam memperjuangkan kuliah kita.

Agar daya jangkau tentang isu informatika nasional semakin meluas, maka ditulislah topik swasembada software. Topik ketiga yaitu tentang Cyber Akhlaq, ditulis dalam buku ini guna mengokohkan etika kita sebagai seorang programmer, khususnya di dunia digital. Agar tak sembarangan menyalahgunakan skill yang kita miliki.

“Buku ini merupakan media belajar kami dalam dunia tulis-menulis. Selain disebar dalam bentuk e-book, beberapa buku kami cetak sendiri untuk disumbangkan ke perpustakaan kampus,” tutur asisten lab yang enggan disebut namanya. Sukses untuk Laskar Programer! Semoga mahasiswa lainnya mengikuti jejak kreatifitas kalian. (sab)

Ref: UINITY.blogspot.com

Klik utk download...

Selasa, 14 September 2010

The Next Generation of Superhero, is Us!



“Terkisah pada suatu malam yang kelam. Kala itu, semua penduduk bumi sedang terlelap. Jalanan sunyi. Bangunan-bangunan telah lengang, pertanda kesibukan di dalamnya telah usai. Akan tetapi, di sebuah gudang tua, di daerah pinggiran kota, tampak suatu kesibukan yang sangat mencurigakan. Sekelompok orang misterius sedang mengotak-atik sesuatu. Di ruang gelap itu, kabel berserakan, aroma bubuk yang menyengat, gunting dimana-mana, dan timer diletakkan disana-sini. Oh tidak! mereka sedang meracik bom! Mereka sepertinya ingin meledakkan sesuatu yang penting!”

“Tiba-tiba, dubrakk!! Pintu depan terbuka. Sesosok bertopeng berlari masuk, lalu berdiri dengan pose keren sambil memegang senjata yang mematikan. Dialah pahlawan (superhero) kita dalam kisah ini. Lalu sang superhero menodongkan senjatanya ke muka para penjahat. Dia memang superhero teladan. Tak tanggung-tanggung, tangan kanan dan kirinya sama-sama bersenjata. Tangan kanannya menggenggam kuat mouse, sedang tangan kirinya memegang keyboard. Para penjahatpun takluk pada kekuatan superhero kita. Mereka tertangkap semua. Kemudian para penjahat tersebut kapok, lalu bertaubat, dan akhirnya mereka masuk surga. Lantas, siapakah jatidiri sang superhero sebenarnya?”

Kisah di atas adalah ilustrasi sederhana aksi kepahlawanan para superhero abad ini. Nah, kalo kita perhatiin, baik di dalam cerita komik maupun film, biasanya ciri-ciri superhero itu adalah membela kebenaran (fight for justice) dan kaum yang lemah, memiliki logo yg keren, berjuang sendiri atau dalam kelompok, jati dirinya dirahasiakan dengan memakai topeng, memiliki kekuatan yang luar biasa dan lawan yang super kuat juga, serta memiliki senjata yang dahsyat.

Benarkah hal di atas hanya terjadi di kisah fiksi aja? Nyatanya di zaman ini tidak. Karena sungguhan ada. Bedanya, superhero abad ini tak perlu repot-repot memakai topeng atau membuat senjata yang canggih. Mereka hanya perlu seperangkat komputer atau laptop beserta koneksi internet. Yup, betul sekali, bisa dikatakan mereka adalah para pahlawan dunia maya (cyber-superhero), yang aksi mereka bisa sangat mempengaruhi keadaan di belahan dunia nyata.

Saat ini (sebatas pengetahuan penulis), sudah seabrek perbuatan jahat yang terjadi di dunia internet, sebut saja spamming, cracking, cyberfraud, cyberporn, carding, dll. Pada kegiatan tersebut tentunya ada pihak pelaku dan pihak korban. Pihak pelaku sebagai pihak yg diuntungkan dan korban sebagai pihak yg dirugikan. Kerugian tersebut bisa berupa pencemaran nama baik, kerugian uang, hilangnya kepercayaan, terbukanya data penting, akses hal privasi, dan hilangnya rasa aman berinternet. Maka, kehadiran superhero di dunia maya saat ini adalah sebuah keniscayaan.

Kejahatan dunia maya (cybercrime) sangat bisa menyaingi kuantitas dan kualitas kejahatan dunia nyata. Di dunia nyata, telah dibentuk (secara formal) aparat resmi yg bertugas utk memerangi kejahatan dan menegakkan keamanan beserta aturan bakunya. Begitu pula dengan dunia online, telah dibentuk pula aparat khusus sebut saja cyberpolice besera aturannya (ITE). Namun, yang namanya penegakan hukum tidak akan pernah cukup tanpa melibatkan bantuan masyarakat. Aparat resmi butuh tambahan informasi, keterangan saksi mata, penelusuran barang bukti, dsb. Apalagi di dunia maya, dengan begitu mudahnya identitas dipalsukan, begitu sederhananya membuat website porno, begitu mudahnya mendapatkan referensi teknik membobol suatu keamanan sistem, begitu luasnya manipulasi script pemrograman untuk menjahili orang lain, semakin murahnya akses internet, dan masih sedikitnya sumber daya pengawasan dari pemerintah.

Sehingga, republik ini, atau bahkan dunia ini, membutuhkan kelahiran superhero-superhero yang memiliki kemauan dan kemampuan di atas rata-rata. Mereka segera mencari team, lalu membuat identitas samaran beserta aksesoris yang mboiz, mengumpulkan senjata unggulan, dan langsung beraksi memberantas kejahatan-kejahatan yang telah lama meresahkan masyarakat.

Mereka tidak jatuh dari planet lain. Mereka tidak digigit binatang super. Mereka juga tidak mengalami kecelakaan yang aneh. Mereka hanya terlahir dari perjuangan mencari jati diri. Mereka mendapat kemampuan dari forum-forum persahabatan, kegilaan bereksperimen, dan semangat diri untuk membuktikan bahwa mereka juga bisa berbuat sesuatu untuk dunia. [slametology]

Senin, 13 September 2010

Andai Aku Seorang Kyai di Probolinggo

Judul di atas dipilih sebagai wujud rasa penghormatan penulis terhadap para ulama (kyai). Ingin rasanya diri ini menjadi seperti mereka. Para ulama adalah hamba-hamba yang sangat dekat dengan Allah, para kekasih Allah, pewaris tugas para nabi (warasatul anbiya’), memiliki ilmu yang luas, menguasai ilmu-ilmu agama, ilmu yang barakah, dan memiliki kekuatan kharisma yang bisa menggerakkan beribu-ribu umat.

Keberadaan para kyai dan pondok pesantren (ponpes) telah menjadi ciri khas dunia keislaman Indonesia. Di daerah penulis, mulai dari Genggong, Kraksaan, Besuk, sampai Paiton banyak sekali ditemui pondok pesantren. Ponpes tsb didirikan dan diasuh oleh para kyai, dikelola bersama para ustadz/ustadzah.

Antar para kyai di semua daerah memiliki ikatan ukhuwah yang kokoh, mungkin karena adanya ikatan batin (spiritual) yg penulis kurang paham, juga faktor lainnya, yakni mereka sama-sama tergabung dalam wadah Nahdlatul Ulama (NU). Setau penulis, NU merupakan organisasi Islam yang berkarakter ahlussunnah wal jamaah (aswaja) yang terbesar di Indonesia (bahkan di dunia). Organisasi NU terhubung melalui para kyai di seluruh ponpes, lembaga pendidikan Islam, dan para ustadz di masjid/mushola yg tersebar di daerah-daerah.

Nah, menyadari banyaknya warga yang tergabung dalam NU, dan jalur komunikasi kyai-umat yang jelas, serta pengaruh kyai yang sangat kuat, maka disini muncul peluang-peluang strategis yang bisa dimanfaatkan utk kepentingan bersama. Mari kita analisa lebih lanjut (berhubung penulis masih awam dan baru belajar, mohon dimaklumi kalo ditemui banyak sekali kekeliruan dan mohon koreksi dari semua pihak)...

1. Kita tahu, peran zakat itu sangat urgental. Selain sebagai wujud ketakwaan kita menjalankan perintah Allah, juga membangun karakter muslim yang welas asih pada sesama. Berkat zakat, pemerataan kesejahteraan akan meningkat, sumber modal terpenuhi, dan berkurangnya egoisme di sebagian kaum muslimin.

Belajar dari efek yang super dahsyat dari ibadah zakat ini, muncullah sebuah ide sederhana. Kita tahu, banyak saudara kita sesama kaum muslimin yang sedang butuh bantuan, bukan hanya utk keperluan sehari-hari, tapi lebih dari itu, mereka memiliki kebutuhan mahal yang sangat mendesak. Misalnya, ada tetangga kita yg menderita Hydrocephalus (moga bener penulisannya), ada yg berpenyakit gondok, tumor, dan penyakit berbahaya lainnya. Biaya berobatnya pasti mahal, dan kalo hanya mengandalkan bantuan pemerintah khawatir lama turunnya. Penulis yakin, dengan sebuah gerakan infak bersama, hal ini bisa dituntaskan, meski melalui beberapa tahap. Sebut saja dengan gerakan “Muslim Peduli Muslim”, ato “Seribu Cinta utk Sesama”, dsb.

Diawali dengan ajakan para kyai kepada para santri, lalu diteruskan ke wali santri, juga pemberitahuan takmir masjid/mushola kepada para jamaahnya, juga ajakan para ustadz dan tokoh masyarakat kepada umat muslim di lingkungannya, ato mungkin juga ajakan via internet. Ajakan tsb diperkuat dgn data2 yg sudah diteliti sebelumnya.

Lalu disediakan kotak-kotak khusus utk gerakan ini, bisa ditaruh di masjid/mushola, pasar, sekolah, warnet, toko besar, warung, dan tempat strategis lainnya. Penulis rasa, daripada menggalang dana di tengah jalan yg agak mengganggu lalu lintas, mending disediakan kotak di tempat-tempat tertentu, dengan didahului ajakan yg jelas dan menyentuh hati. InsyaAllah lebih diterima masyarakat dan terjaga keikhlasan kita.

2. Salah satu ciri lembaga pendidikan yang berkualitas, terlihat dari kondisi perpustakaan di lembaga tersebut. Dimulai dari kelengkapan koleksi, jumlah pengunjung, sirkulasi keluar-masuk pinjaman, tingkat up to date buku terbaru, kenyamanan tempat, sampai kemudahan segala prosedur. Sebuah perpustakaan berfungsi sebagai sumber literatur berbagai pengetahuan, akses pengetahuan yang murah (tanpa harus membeli buku), pusat kegiatan keilmuan, dan wujud rasa cinta kita terhadap ilmu pengetahuan.

Dari banyaknya manfaat tersebut, muncul satu ide sederhana lagi. Yakni ide untuk membangun sebuah perpustakaan Islam sebagai pusat pendidikan keislaman di daerah sekitar Kraksaan, Besuk, Paiton, dan sekitarnya. Mungkin sebutannya “Islamic EduCenter”, ato “Pusat Peradaban Islam”, ato nama yg lebih keren lainnya . Perpustakaan tersebut bisa dikelola bersama oleh semacam paguyuban (persatuan) lintas pondok pesantren.

Bagaimana dengan biaya dan sumber daya dalam pembangunannya? Hal ini bisa diatasi dengan menjadikannya sebagai proyek bersama masyarakat muslim Probolinggo. Melalui ajakan via sholat jumat, media massa, internet, tokoh masyarakat, dan guru ngaji, proyek tersebut disosialisasikan ke masyarakat luas.

Bagaimana dengan ketentuan peran serta masyarakat? Dalam semua ajakan, disampaikan bahwa masyarakat dibebaskan untuk memilih sendiri jenis dan jumlah kontribusi sesuai dengan kemampuan mereka, bisa berupa tenaga fisik, bahan bangunan (semen, batu, batu bata, pasir, cat, kayu, dsb), uang tunai, konsumsi sehari-hari pekerja, atau koleksi perpustakaan (buku, kitab, jurnal, surat kabar, penelitian, dsb).

Harapannya, perpustakaan tersebut menjadi proyek bersama sehingga melahirkan rasa kepemilikan dari masyarakat. Agar semangat pembangunan dan pengembangannya bisa tetap terpelihara. Juga semoga bisa menambah kecintaan masyarakat (terutama generasi muda) terhadap ilmu pengetahuan keislaman dan saban harinya ramai pengunjung. Ramai oleh diskusi-diskusi ilmiah dan produk-produk keislaman. Juga bisa menjadi pusat informasi pendidikan keislaman di daerah sekitar. Dan akhirnya, semoga bisa melahirkan tokoh-tokoh, ilmuwan dan ulama yang mengharumkan nama daerah dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat luas.

3. InsyaAllah Bersambung

Senin, 06 September 2010

Serunya Reunian Kawan2 SMP-ku

Ahad kemaren, tepatnya tgl 5 September 2010 di Delta Kraksaan (sebuah minimall di Kota Kraksaan) aku ketemu lagi ama beberapa temen2 SMP. Acaranya sebenarnya mulai jam 4, tapi gak ngerti kenapa molor sampe jam 5 :D... Yang dateng sekitar 20an.
Acara tersebut atas inisiatif Oni, yg ngusulin tempat sekaligus yg nraktirin kami semua, maklum... dia sudah mapan kerjanya, dan kata temen2 proyeknya gedhe-gedhe (keren).

Kami jadi sadar, masing-masing kami telah memiliki kehidupan sendiri. Kesibukan kami juga berbeda-beda. Ada yg masih ngerjain skripsi, ada yg tinggal nunggu wisuda, ada yg dah berkeluarga, ada yg masih blm dpt kerjaan tetep, ada yg dah mapan kerjaannya, ada yg sudah melanglang-buana mencari kerja, ada yg baru lulus n baru kerja, ada yg dah jadi pak guru, pak satpam, pak tani, dsb.

Meski waktunya terbatas dan banyak yg gak dateng, acaranya tetep aja seru. Yah..biasalah kami masih seperti dulu dalam segi ramenya. Dan terjadilah saling ngejek, gojlok (tapi utk bikin meriah suasana aja)... Susunan acara yang gak jelas, gak tertata dan tak terencana. Jadinya, kami cuma bercanda terus dan sedikit seriusnya...

Oya, kemaren juga disepakati bahwa ikatan ini akan diseriusi utk dipertahankan keberlangsungannya. Mulai dari kesepakatan dimulainya iuran per bulan, sampe rencana bikin kaos. Tmn2 jg sepakat utk ngadain lagi pasca lebaran, dan rencananya tanggal 3 oktober 2010 di rumahnya Rahma, kalo gak salah Rahma jg punya hajatan pas waktu itu.
Sebelumnya, pas di Malang sebelum mudik ke Proling, aku sempatkan bikin stiker alumni sederhana utk temen2. Aku bikinnya sekitar 45 buah. Kemaren tmn2 yg dateng dah dikasih. Rencananya sisanya dikasikan pas tmn2 ketemu tmn2 yg lain (yg gak dateng).

Akhirnya, semoga jalinan ini bisa membawa kebaikan bagi kami semua. Di samping tali silaturahim kami terjaga, semoga juga akan menimbulkan peluang-peluang bisnis, perjodohan (ehm), dan rasa tolong-menolong antar kami semua. Amin...amin..

Jumat, 27 Agustus 2010

T a r a w i h - B a t t l e ! !

Bulan Ramadhan memang bulan sejuta warna. Mulai dari ribuan macam pilihan takjil (satu takjil jg berwarna-warni), jenis mercon yang dijual, jumlah lamanya puasa (bahkan ada yg sampe 16 jam), aktifitas ngabuburit, sampe beragamnya sholat tarawih.

Bicara sholat tarawih, ada banyak macamnya (tentu saja selain jumlah rakaatnya berbeda). Ada masjid yg disertai ceramah agama dan ada yg tidak, ada masjid/langgar yg disajikan snack setelah sholat tarawih, ada saudara kita yg sholat witirnya di rumah, ada yg hanya sholat Isya’nya berjamaah lalu melanjutkannya di rumah. Ada yg tarawihnya di tengah malam. Ada masjid/langgar yg supercepat, ada yg sedang-sedang saja, dan ada yg lama (kalo di Makah katanya dua jam), dsb.

Lalu mengapa istilahnya harus “Tarawih Battle”, bukan “Tarawih Racing”, ato “Rekor Dunia Tarawih”, atau “Tarawih War”? Hehehe.... Karena menurut ayas, ni bukan tentang seberapa cepat ato seberapa lama panjang tarawihnya. Bukan seberapa meriah tarawih kita. Tapi ada kriteria penilaian lainnya….

Entahlah, memang susah utk khusuk, apalagi saat itu otak kita mengalir ide-ide atau gagasan menarik dan penting. Belum lagi sejagat gangguan lainnya, mgkin nebak-nebak sudah tinggal berapa salam lagi, atau planning beli sahur dimana, atau mau nonton film apa, mau hotspotan/ngenet dimana, mau nulis status FB apa yg menarik, mau posting tulisan apa di blog, dsb. :D

Hal yg mungkin bisa disharingkan di sini adalah bagaimana KIAT-KIAT EFEKTIF utk menjaga kenikmatan (baca; kekhusyukan) sholat tarawih kita. Apakah dengan perut yg sudah kenyang? Apakah dengan memilih imam yg indah bacaannya? Apakah dengan dzikrul maut? Apakah dengan membaca buku fiqih Ramadhan? Apakah siangnya harus disempatkan tidur siang dulu? Apakah dengan cuti fesbukan? Apakah dengan ikut pelatihan/terapi khusuk? Atau harus sakit parah dulu baru menyesal? Wallahua’lam…


Yang jelas, mari semuanya kita berlomba-lomba menjadi Sang Juara. Mari kita menangkan Tarawih Battle tahun ini! Serta amal ibadah lainnya, utk akhirnya menjadi seorang “The Real Champion of Ramadhan”!!

Rabu, 25 Agustus 2010

Gus & Ning/Ikhwan & Akhwat Universe

Sepertinya pemilihan/kontes wanita sejagat (miss universe) telah usai. Pasti terjadi yg namanya pro-kontra, fenomena, dan sesuatu yg baru. Saya kurang paham serba-serbinya, bisa dibilang saya hampir sama sekali tidak mengikuti perkembangannya. (Oya, kalo ada yg namanya Miss Universe, berarti utk versi prianya "Mas Universe" ya?? :D

Hal menarik yg bisa dibicarakan mungkin tentang peluang-peluang bagi mereka yang terpilih. Pasti berhubungan dgn kesempatan besar, aktifitas yg mendunia (dan pastinya selain menjadi model iklan sebuah minuman tertentu)... Bagaimana dengan dunia Islam, adakah semacam "Gus & Ning Universe", atau mungkin "Ikhwan & Akhwat Universe"? Kalo memang ada, tidak ada salahnya kita pikir manfaat yg mgkn dibawa.


Sebut saja Akhi & Ukhti Universe, diantara aktifitasnya mungkin mengkoordinir semua Akhi & Ukhti di masing2 negara utk memajukan prestasi generasi muda. Mgkn di masing2 negara, mereka bergerak di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dengan itu, di tiap negara ada sebuah gerakan pemuda yg unik dan bersifat kondisional. Prestasi generasi muda Islam bisa berpacu lewat ini, dan gerakannya bisa terkesan kompak dan kokoh karena dikoordinir bersama.

Diantara ciri Akhi & Ukhti Universe, paling tidak mereka telah hafidz Al Qur'an, bisa bahasa Arab dan English, paham ilmu agama dan pastinya orangnya sholeh, taat beribadah dan cerdas. Mereka menjadi icon pemuda Islam. Menjadi idola yg pantas utk dijadikan teladan generasi muda.

Program wajibnya mungkin membuat semacam penghargaan pemuda di dunia Islam, semacam Nobel tapi utk dunia pemuda dan dunia Islam. Atau juga membuat sebuah media informasi global yg memblow up cerita seputar dunia pemuda Islam, yg biasanya kurang terdengar. Selain menjaga citra dunia Islam, juga sebagai media kompetisi antar pemuda utk selalu berkontribusi dan berkarya.

Wallahua'lam....

Selasa, 24 Agustus 2010

Saatnya Beralih ke Era Ramadhan 3.0


Alhamdulillah bulan (termulia) Ramadhan masih bersama kita, masih bisa kita manfaatkan dan menikmati. Entah bagaimana akan besok atau lusa, kita takkan pernah tahu apakah kita masih berinteraksi dengan keistimewaan ini.

Ramadhan itu ibarat bulan yg tiada mengenal overload pahala. Sungguh teramat banyak pahala (rahmat) yg didistribusikan pada bulan ini. Kalo boleh diistilahkan, bandwith pahala sedang gedhe-gedhenya dan alirannya sedang kencang-kencangnya. Jika dalam dunia transfer data ada istilah unlimited, maka Ramadhan bak bulan unlimited rakhmat Allah pada makhlukNya....

Nah, hal yg menarik dan urgen utk kita pikir dan renungkan bersama adalah apakah sejauh ini Ramadhan kita sudah berkualitas atau belum optimal. Untuk mengetahuinya, tidak ada salahnya kita pakai hirarki perkembangan teknologi web (Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0) sebagai barometernya...


Ramadhan 1.0
Sejauh pemahaman penulis, generasi web pertama sangat melibatkan link dan hubungan antar link (via HTML). Bisa dikatakan, web 1.0 merupakan dunia internet yg dipenuhi link dan penelusuran web seakan menjadi petualangan melintasi sejagat link tersebut. Sehingga, Ramadhan 1.0 berarti Ramadhan yang kita beribadah ketika adanya peluang (link) saja. Masih kaku. Semua ibadah masih terpecah-pecah, entahlah... :D

Ramadhan 2.0
Web generasi berikutnya mulai tampak adanya integrasi, dan automatisasi. Hal ini berkat adanya XML yg kemudian melahirkan RSS. Lebih handal berkat CSS dan AJAX. Maka lahirlah beberapa fenomena, seperti facebook, youtube, blogger, twiiter, flickr, orkut, wiki, dll. Sehingga, dalam Ramadhan 2.0 amal ibadah kita sudah mulai saling terhubung dgn dinamis dan mudah. Kita menganggap semua ibadah di Ramadhan sebagai keseluruhan prestasi yg bisa berinteraksi. Semuanya kita pelihara. Semuanya kita rawat (maintenance). Antar ibadah saling mendukung, entahlah.... :D

Ramadhan 3.0
Generasi web paling mutakhir adalah web 3.0. Sebuah teknologi penuh kecerdasan (intelligent), pemaknaan (semantic), dan integration (distributed). Contoh produknya tentu saja semantic web. Sebuah teknologi dimana semua webpage bisa dimaknai (read n understand) secara tepat. Berkat dukungan XML, RDF, RDFS, OWL, OWLS, Semantic Logic, Ontology, Web Crawler, dsb hal tsb bisa berjalan. Maka, selayaknya Ramadhan menjadi bulan ibadah yg dipenuhi pemaknaan di dalamnya. Pemaknaan yg kan melahirkan motivasi. Ibadah yg disertai kecerdasan akan memunculkan perenungan, dan akhirnya melahirkan kedekatan (taqarrub ilallah)... Wallahua'lam...

Metafora di atas mungkin kurang pas, mungkin juga compatible (cocok). Namun intinya, jangan pernah meremehkan dan merasa jenuh hidup di bulan Ramadhan. Saatnya kita sesering mungkin mengupload catatan amal ibadah dan kesholehan untuk dapat mendownload sebanyak mungkin pahala dan keridhoan Allah SWT. Mumpung lagi unlimited. :D



Senin, 23 Agustus 2010

WCU Itu 'Wong Cilik University' kan?

Maaf, tulisan ini hanya sebagai teman ngobrol saya aja.. Bukan utk tujuan aneh tertentu, karena isinya pasti tak berasa ilmiah dan minim kata-kata yang keren.. :D

****

Kalo saya boleh mengambil garis besar, kampus bertaraf global (Wordl Class Univ) itu berpatok pada faktor keterlibatan peran teknologi informasi, jumlah mahasiswa asing, pembudayaan bahasa asing, dan pastinya produktifitas hasil riset dan publikasi ilmiah warga kampus. Ada juga ttg Webometric, yg secara sederhana bisa dikatakan parameter prestasi web portal sebuah kampus (visibility, size, rich file, and scholar).

Nah, ada kondisi paradok yg unik berkait pertumbuhan ekonomi dan kemisikinan, menurut Guru Besar Universitas California Davis, Beijing Wing Thye Woo, "Pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini tidak mampu mengurangi tingkat kemiskinan seperti sebelumnya". Sekarang pertanyaanya adalah apakah hal ini bisa terjadi juga dlm dunia pendidikan, dimana tingkat perkembangan mutu pendidikan belum tentu menjamin terangkatnya kecerdasan anak bangsa? Maaf, bkn bermaksud menyamakan pendidikan dgn eknomi, tapi semoga dari sini didapat suatu pemikiran kecil yg sedikit berguna.

Problem paradok ekonomi di atas terletak pada faktor pemerataan ekonomi dan daya akses masyarakat thd perekonomian. Pun dalam dunia pendidikan, bisa saja begitu. Rakyat kecil bisa saja semakin dijauhi dan dibatasi utk mengenyam pendidikan. Bayangkan sebuah kondisi dimana semua kampus sedang berbenah meroket mendunia tapi sedikit lupa ttg saudara kita yg cerdas, tapi tak mampu ikut terbang (miskin?


Kita pasti semua setuju dan mendukung dgn semua jenis kebijakan yg pro rakyat, sampai-sampai harus diperjuangkan dgn demonstrasi, tentunya pendidikan tinggi juga selayaknya berpihak pada rakyat. Saya kurang paham persisnya barometer standar dari WCU, apakah tingkat keberpihakan pada rakyat miskin juga dimasukkan. Tapi kalo misalnya tidak, berarti harus ditambahkan :D... Kenapa? Karena masih banyak generasi kita yg belum mampu kuliah.

Oya, satu lagi, disamping World Class Univ, ada gak ya yang namanya World Class Islamic University (WCIU)? Kalo ada, mungkin barometer tambahannya adlah jumlah hafidz di kmpus, keterjagaaan ajaran Islam di keseharian kampus, jumlah kajian keislaman kampus, dan tingkat integrasi semua kegiatan akademik dgn ajaran Islam. Wah, kalo begini pasti UIN Maliki Malang langsung menjadi kandidat juara...:D. WCIU pasti jadi idaman setiap orang, dgn memadukan knowledge dan spiritual (UIN banget). Coba dibayangkan sebuah kampus yg dimana-mana terdengar dgn sejuk ucapan salam dan tilawah, dimana-mana terlukis senyuman bersahabat, kebersihan terjaga, dan pada malam harinya dipenuhi murojaah hafalan... InsyaAllah akan jadi rebutan... (Tentu saja di samping maraknya diskusi keilmuan, riset/penelitian, rekayasa teknologi, seminar dan aktifitas ilmiah lainnya).

Akhirnya, semoga, UIN Maliki Malang bisa menjadi Wong Cilik University dahulu sebelum World Class University, semoga terus bisa mengayomi saudara sendiri sambil melayani tamu-tamu dari luar. Semoga tetap berkarakter Islam, dan mewujudkan mimpi kita bersama utk menjadi Top World Class Islamic University (WCIU). ^_^

Selasa, 17 Agustus 2010

Prince of Ramadhan

Pagi pertama di bulan Ramadhan....

Dini hari itu, setengah empat pagi, di atas awan di langit pagi, tiga orang anak muda sedang duduk bercengkerama menunggu adzan. Mereka bertiga adalah Bill yang 'normal', Ihsan The Khusnudzon Man, dan Jim yang misterius. Mereka sudah lama akrab dan sering berbagi banyak hal. Mereka rupanya sedang mengeluarkan suara yang dapat dimengerti secara bergantian (ngobrol).

Ihsan : "Kawan, menurutku... Ramadhan adlah obat terindah dari Allah bagi hambaNya yang lalai tuk berbaik sangka padaNya"
Bill : "...maka tiada lagi prasangka, karena ini sebuah fakta"
Jim : "...kecuali bagi mereka yang tak mau bertanda tanya"
Ihsan : "Dan, Ramadhan juga menegaskan bahwa tiap detik itu berarti...."
Bill : "..dan tiap suapan itu berarti perjuangan!"
Jim : "..dan tiap makna itu berhikmah, perlu dipecahkan.... Adhere!"
Ihsan : "Okey, cukup dariku, Bill,sekarang giliranmu...."

Bill : "Baiklah, Ramadhan itu......adlah sebuah sinergi..... yang luar biasa, antara kesabaran berhawa nafsu dengan semangat beribadah!"
Ihsan : "..kita diuji sekaligus diberi banyak peluang"
Jim : "..diuji dgn anugerah,dianugerahi dgn ujian."
Bill : "Satu lagi, jika hidup adalah bermain sepakbola, maka Ramadhan ibarat hadiah berupa tendangan penaltinya... bahkan seribu kali penalti....!"
Ihsan : "..jika sebelum menendang kau sholat sunnah dulu, tendanganmu pasti akan masuk!"
Jim : "..jika ini tentang angka, pasti akan tak berhingga!"
Bill : "Jim, sekarang ente kawan..."

Jim : ".... Ramadhan itu penuh misteri.... Bulan... utk mengoleksi rahasia.... cinta"
Ihsan : "..dan semua manusia dipenuhi dengan rahasia, membuat mereka mjd bkn muslim yang sembarangan"
Bill : "..dan tangan kiri mereka seakan menjadi buta!"
Jim : "The last.... Banyak manusia khawatir, kali ini adlah Ramadhan terakhir dlm hidup mereka. Tapi, ada yg lebih menyakitkan dari itu, yakni jgn sampai Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan yg gagal!"
Ihsan : "..nihil karya, nihil amal,dan nihil ibadah!"
Bill : "..dan kita tak perlu malu lagi utk menjadi tua, karena dengan itu kita telah banyak menemui Ramadhan..."

Lalu, adzan subuh berkumandang. Merekapun terbang ke masjid....

Minggu, 20 Juni 2010

Mahasiswa Super, Saatnya Berubah!

BEM-F SAINTEK in action! Tadi pagi sampe siang (Sabtu - 19 Juli 2010) auditorium SAINTEK sebelah selatan ada lesehan-lesehan ilmiah (seminar yang pesertanya lesehan) bareng dua pemateri dari keduanya merupakan dosen kampus tetangga (UB), yakni pak M. Sasmito Djati dan Dr. Eng. Didik R. Santoso, M.Si. Oya, tema seminarnya kalo gak salah “....Mahasiswa Berbasis Kompetensi”

Anggep aja penulis lagi ngigau, jadi ini sama sekali bukan sejenis warta peristiwa atau yg lainnya. Karena unsur 5W + 1H-nya pasti gak sesuai kaidah.

Begini kawan, ada beberapa hal yg sepertinya perlu kita diskusikan bersama. Terkait budaya riset di kalangan mahasiswa UIN. Sempat saya kutip dua kalimat di slide pemateri, yaitu “Do not ever claim to be a scientist if not ever do research” dan “Do not ever claim to be a engineer if not ever produce something 'other' based on scientific principle”... Seperti itulah, riset/penelitian/berkarya tulis telah menjadi menu utama dalam hidup berilmu.

Tadi saya tangkap, ada tiga kiat agar kita bisa membudayakan riset,
1.Yg pertama adalah (tentu saja) membangkitkan kemauan mahasiswa sebagai calon peneliti, dari kemauan itulah akan mengalirkan semangat yg menggebu-gebu..
2.Kedua, lingkungan yang mendukung dan berbau riset. Bisa dengan bergabung suatu komunitas riset, lembaga belajar, masyarakat teknologi, lembaga penelitian dan pengembangan, dsb.
3.Tekad utk berkarya dalam bidang kompetensi kita, terus menerus berkarya dan 'ku ingin selamanya' berkarya (kata ungu)
Ketiga hal di atas akhirnya akan membentuk Knowledge Base Society yang menjadi wadah solusi bangsa dan agama kita.

Banyak sebenarnya yang dipaparkan tadi, beberapa diantaranya ttg status bangsa kita yg masih sebagai bangsa konsumen, terus juga kebangkitan intelektual “Si Mata Sipit” (bangsa Jepang, China, Korsel, Taiwan), serta juga dibahas tentang stigma negatif terhadap umat Islam (yg tentu saja keliru).

Terkait sikap kita thd dunia barat, ada dua hal yg menjadikan kita pantas menyandang status real looser, yaitu apabila accepting everything from western dan refusing everything from western.

Nah, bagaimanah jika kita akan lulus dari kampus? Bagaimanakah caranya untuk tetap mempertajam kompetensi kita?

Telkomsel for Indonesia


Kiprah produk inovasi kian gencar di segala lini kehidupan. Apalagi di zaman yang kian kompleks dan dengan bertambah beratnya tuntutan persaingan. Hal tersebut berlaku juga di bidang bisnis operator selular. Sebuah dunia yang intim sekali berkenaan dengan teknologi yang sifatnya dinamis dan developable. Bisa dikatakan, inovasi telah menjadi senjata bertahan hidup bagi dunia operator seluler. Innovation is a tool for survive.

Namun pada kenyataannya Telkomsel bisa bertahan sampai sekarang. Malahan semakin berkembang. Dengan bertambah banyaknya operator seluler yang ada tetap tak menggemingkan eksistensi dan kiprah Telkomsel. Tentu saja hal tersebut tidaklah mudah untuk diraih, mengingat nusantara semakin bergejolak dari segi ekonomi dan tren teknologi.

Kalo diuraikan semua produk Teknologi dari masa ke masa tentu saja tak akan mudah dan seringkas ini. Jadi, tulisan ini hanya ingin memberikan apresiasi sekaligus refleksi kiprah inovasi telkomsel di nusantara. Karena sudah banyak inovasi teknologi yang dikaryakan. Mengiringi suka duka Indonesia. Saling menguntungkan dengan masyarakat Indonesia. Suatu simbiosa mutualism di zaman modern. Pastinya banyak yang berharap akan kelanggengan usia Telkomsel, agar menambah pilihan efektif dan solutif dalam berkomunikasi dan berinformasi. Dan harapannya juga adalah semakin banyaknya fitur teknologi kerakyatan (civil technology) yang ditawarkan oleh Telkomsel, sebuah fitur yang sarat manfaat bagi kalangan menengah ke bawah dan mayoritas rakyat Indonesia.

Begitu Dekat, Begitu Nyata


Telkomsel seakan saling mendekatkan kita dengan dunia berkat ragam invensi di bidang komunikasi dan kemudahan dalam mengakses informasi. Terasa semakin 'nyata' lewat sinyal yang menjangkau mulai dari kota ke desa sampai ke pegunungan. Telkomsel dan operator yang lain telah sama-sama ikut 'menyatukan' elemen bangsa. Thank for unite Indonesia.

Jangkauan Terluas & Kualitas Terbaik
Fungsionality is more important than quality. Daya manfaat yang diusung oleh kualitas teknologi semoga tetap menjadi karakter produk Telkomsel. Memang pasti ada yang namanya segmentasi pasar konsumen, tapi harapannya pada segmen masyarakat menengah ke bawah lebih berporsi lagi. Produk yang tepat guna akan lebih awet diminati ketimbang produk yang agak memanjakan konsumen.

Review Sederhana Inovasi Telkomsel


Beberapa terobosan yang penulis temukan dari beberapa referensi adalah layanan 3G, Telkomsel Flash, BlackBerry, HSDPA (High-Speed Packet Access), mobile wallet T-mobile banking, mobile advertising, iPhone 3G, iPhone3Gs, implementasi teknologi Long Term Evolution (LTE) pertama di Indonesia, inovasi BTS Pico via VSAT-IP berbasis teknologi seluler berkonsep Remote Solution System pertama di dunia, inovasi teknologi Hydro Fuel Cell, inovasi teknologi GSM (Global System for Mobile) berbasis IP (Internet Protocol) berkonsep Remote Solution System di Kapal Motor Lawit, TELKOMSEL SMS Translator (Inovasi Telkomsel & Google), Telkomsel Cash (T-cash), Langit Musik (broadband), Mobile Advertising, dan sebagainya dan yang berikutnya.

Beberapa program Telkomsel antara lainTelkomsel Merah Putih (target menembus daerah pedesaan, industri terpencil, pengeboran lepas pantai, hutan, puncak bukit, dan bahari yang telah dilaksanakan sejak Juni 2008), target 100 juta pelanggan tahun 2010 (menggambarkan kesungguhan untuk memberi manfaat pada seluruh rakyat Indonesia), kick off program Universal Service Obligation (penggelaran akses telekomunikasi dan informatika di 25.000 desa terpencil dan pengembangan jaringan seluler di pulau-pulau terluar di daerah perbatasan negara), Portal Lumbung Desa, Desa Pintar, Telkomsel Siaga dan Mudik Gratis setiap tahun, M-Kios, GraPARI (Graha Pari Sraya) yang namanya diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, Telkomsel Customer Day, dan sebagainya dan yang berikutnya. []

Selamat Ulang Tahun Telkomsel!



Referensi:
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=254645
http://operatorseluler.com/kepeloporan-telkomsel-dalam-inovasi-bio-technology/
http://techno.okezone.com/read/2010/04/09/54/320811/inovasi-teknologi-telkomsel-
menancap-di-15-kapal-pelni
http://www.facebook.com/simPATI.Tsel
http://www.borneotribune.com/kubu-raya/ragam-lifestyle-inovasi-telkomsel.html
http://berita.liputan6.com/usahaanda/201005/278289/Telkomsel.Berinovasi.Membangun.Negeri

Sabtu, 19 Juni 2010

Kompetisi Karya Foto Telkomsel

Senin, 14 Juni 2010

Harta, Tahta, Wanita, dan ............??

Duet dunia nyata dan dunia digital semakin intim saja. Dunia nyata semakin bergantung pada dunia cyber, dan dunia cyber kian kompleks. Kita tahu, kebutuhan manusia tuk berkomunikasi, berhibur diri, bertukar informasi, silaturrahim, mencari rejeki, dan mencari ilmu telah memanfaatkan dunia digital. Di sisi yang lain, fitur dunia digital kian berwarna-warni. Semakin sering kita temui invensi teknologi yg namanya berawalan huruf 'e', mulai dari e-commerce, e-learning, e-government, e-gold. Ada juga yg berawalan 'cyber' seperti cyberlaw, cyberpunk, cybercampus. Sungguh keren. Belum lagi dengan beraneka macamnya ekstensi URL yg ada, diantaranya [dot]org utk organisasi, [dot]gov utk pemerintahan, dsb.

Di masa lalu, sampe sekarang. Ada sebuah kaidah yang luar biasa utk meraih suksesmulia. Kaidah tsb terkompres (terangkum) ke dalam rumus 3-ta (harta, tahta dan wanita) yg perlu disikapi dgn keimanan. Begitu populer.. Dan luar biasa memang. Jujur diakui, selama ini ketiganya rawan sekali meninggikan hati kita (takabbur), menjadikan kita lalai 'bersujud', serta memicu sikap cinta dunia kita. Harta, sedikit ataupun banyak sering menawan kekhusyukan hidup kita. Tahta, inilah power dan kuasa yg sangat menggiurkan sekali utk 'dimanfaatkan'. Wanita, dimiliki ato tidak, bisa menjadikan kita 'gila'!

Hmmm... Boleh gak ya kalo ditambahi satu lagi?? Hehee.... Sehingga menjadi harta, tahta, wanita, dan ...... DATA!!

Yup, saat ini siapa yg tak punya data. Di hardisk mungkin, ato flashdiks, tempat hosting, bank data, dll. Dan siapa yang tak menjadi sumber/objek data, contohnya data Sensus penduduk (semua didata bukan?), data mahasiswa, data siswa TK, data rental komik, data debitur kantin, data DPO dosen pembimbing (hehee), dsb. Sekawanan data disebut database.

Dengan data, kita bisa melakukan segalanya. Karena data akan memberi kita hak akses. Dan akses adalah 'pujaan hati' para hacker dan cracker. Di samping itu, dengan data, kita bisa menjadi siapa saja, menjadi apa aja. Bagaimana seandainya kalo kita punya database nomer hp seluruh mahasiswa, ato punya database no.rekening+PIN nasabah bank, ato database kunci jawaban soal SNMPTN, database agen mata-mata pemerintah, ato database warung yg murah meriah, ato punya database mahasiswa yg jarang mandi.. Akan dahsyat sekali bukan?

Nah, sebagai datawan (orang yg berdata), bagaimana sebaiknya sikap kita.....???
Tentu saja, sama halnya seperti harta-tahta-wanita, kita harus mendapatkannya secara halal dan memakainya utk kebaikan. Jangan sampai mubadzir data dan berlebih-lebihan. Petuah yang klise memang, tapi begitulah adanya. Hal yg luar biasa, tapi sering kita jenuhkan...
Kalo menurut pembaca/temen-temen, bagaimana sebaiknya sikap kita??

Wal akhir, kiranya tepatlah jika tulisan sederhana ini ditutup dgn hadist berikut:
“Wahai 'Amr, sebaik-baik harta yang shalih, adalah yang ada di tangan orang shalih” (HR Al Bukhari dan Muslim)....... begitu pula tahta, wanita, dan ....... data!



Minggu, 16 Mei 2010

_Portal G A R U DA (Garba Rujukan Digital)_


Mungkin diantara pembaca sudah ada yang tahu, tapi mungkin juga ada yang belum pernah dengar, jadi smoga tulisan ini bisa membantu memasyarakatkannya. Ini tentang gebrakan baru dari Pak Mendiknas kita (Muhammad Nuh).

Apa itu Garuda? Mengutip dari halaman utama Garuda, Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan referensi ilmiah Indonesia yang merupakan titik akses terhadap karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi dan peneliti Indonesia. Garuda yang mencakup antara lain e-journal domestik, tugas akhir mahasiswa, dan laporan penelitian dikembangkan oleh Direktorat P2M-Dikti Depdiknas bekerjasama dengan PDII-LIPI serta berbagai perguruan tinggi dalam hal penyediaan konten.

Dengan adanya sistem ini semacam ada tekad untuk memadukan seluruh karya ilmiah dari seluruh peneliti dan akademisi Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk memerangi plagiarisme yang dianggap sebagai kendala kemajuan keilmuan di tanah air. Seperti yang dikatakan Pak Mendiknas (20/02/2010) yang termuat dalam OkeZone, beliau mengatakan bahwa dengan sistem online yang seperti itu maka akan memudahkan khalayak untuk melacak karya ilmiah yang pernah dibuat sebelumnya. Atau, lanjut beliau, dengan sistem elektronik Garuda ini memudahkan pemerintah untuk mengecek apakah karya ilmiah yang diajukan untuk kenaikan pangkat sudah pernah dibuat oleh orang lain atau belum.
Berikut interface awal dari Portal Garuda:


Portal Garuda diharapkan bisa membantu dalam mengatasi plagiarisme, sebagaimana yang diucapkan Pak Fasli Djalal (Wakil Mendiknas), "Kalau seseorang mengajukan usulan judul penelitian, dosen pembimbing nanti bisa memasukkan kata kunci di mesin pencarian Portal Garuda, sehingga bisa dilihat setiap kesamaan antara usulan judul tertentu dengan karya ilmiah yang sudah ada. Dari ide dasar saja sudah bisa ketahuan, jadi plagiarisme bisa dihindari".

Lebih menariknya lagi, portal Garuda selain bisa dijadikan solusi mencegah plagiarisme sekaligus juga menjadi sumber referensi yang maknyuzz… karena kita bisa mendowload file karya ilmiah yang ada di portal tersebut. Berikut petunjuk mendowonload file digital (diambil dari Panduan Penggunaan Portal Garuda).


Semoga kita bisa selalu berkarya dengan lebih bijak dan produktif....

Minggu, 09 Mei 2010

~:Swasembada Software:~

Aku tahu ilmuku masih amat dangkal, jadi aku riakkan saja, paling tidak ia kan terus mengalir dan tak menggenang sia-sia . . .

_Swasembada Software_
Telah banyak dikupas bahasan bertajuk kemandirian teknologi di tanah air, karena memang inilah ladang garapan sekaligus harapan kita bersama. Meski membludaknya angka mahasiswa TI, atau betapa ‘indah’nya nilai IPK kita, ‘canggih nian’nya aplikasi kita, akan mjd nonsense jika kita tak memberikan sumbangsih - meskipun sebesar dzarroh - bagi kemajuan bangsa ini.

That is it, swasembada (kurang lebih) berarti mencukupi kebutuhan diri sendiri (biasanya tentang kecukupan kebutuhan beras). Karena memang kata ‘swa’ agaknya berarti sendiri (mandiri). Sehinga swasembada software merup suatu keadaan mencukupi kebutuhan software sendiri, baik dalam urusan pribadi, lingkup kampus, perusahaan, maupun konteks suatu negara.

_Ilusi Teknologi_
Waw, ilusi teknologi telah membuat kita ‘terbius’ oleh canggihnya teknologi luar. Kita secara tak sadar tlah bangga hx dgn memilikinya/membelinya. Contoh yang mirip adalah seperti ilusi swalayan, kita jadi lebih bangga n enjoy belanja di mall daripada di pasar atau di toko-toko samping tempat tinggal kita. Kita tlah puas hanya dgn menjadi user saja, dgn tiadanya aksi lanjutan (follow up) tuk menjadi modifier pun sbgai creator. Dan puncaknya kita kudu menjadi trendsetter teknologi.

_Swadesi Software_
Benarkah swasembada software bukan hal yang mustahil?? Ada satu hal menarik lagi yg perlu dimunculkan di sini, yakni perihal gerakan Swadesi (yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi), yakni gerakan yg menganjurkan agar menggunakan produk (negeri) kita sendiri, dalam dimensi topik kali ini adalah pemakaian software bikinan sendiri (swasoftware). Jadi, jangan-jangan ini solusinya???

[hope it’ll be continued]


. . . Dan jika kau melihat ketertinggalan teknologi di negerimu, maka lakukanlah revolusi teknologi, jika kau tak mampu maka dengan demonstrasi teknologi, dan jika kau masih tak mampu maka perbanyaklah diskusi teknologi, tapi itu adalah selemah-lemahnya perjuangan seorang teknolog sejati. :)


Mendefinisikan Software Islami

Sekedar brainstorming aja…

Seakan menjamur. Saat ini, software memang telah membanjiri dan bebas berkeliaran di dunia digital keseharian kita. Beragam rupa dan beragam rasa. Mulai dari penampakannya yg bersahaja sampai pada si juragan fitur. Ada yg diciptakan tuk buat kita tersenyum, tertawa dan ada juga yg bisa mempertemukan kedua alis kita. Ah, apalah daya perangkat keras komputer tanpa keberadaan si software, seakan tanpa jiwa (soul). Dan software juga menjadi bagian sebuah keluarga besar, yakni modernitas.

Tentu saja, sebuah software mendeskripsikan programmernya. Kalo softwarenya rapi, berarti programmernya mencintai kerapian, karya programmer yg kreatif akan berbeda dgn karya programmer yg normatif, begitu juga yg lainnya. Sehingga, software yg dibuat oleh seorang muslim seharusnya berbeda dgn software bikinan non-muslim. Nah, bagaimana sebaiknya kaidah keunikan tersebut??

Jujur, saya juga bingung, takut salah dan sebagainya. Tapi, untuk sementara begini adanya….

Software yg paling berasa Islam tentunya yang pake bahasa Arab atau yg berkonten ke-Islaman. Kita ketahui, ada aplikasi Tukang Adzan, Penanggalan Hijriah, kamus Bahasa Arab, Maktabah Syamilah, Qur’an in Word, Game Burshotul Arqom, dan sejenisnya.

Pada software tersebut ada unsur ajakan beribadah dan beramal sholeh. Bisa mencuatkan semangat beribadah dan menabur inspirasi beramal sholeh pada sesama. Software yg lebih bisa mengingatkan kita pada Sang Khaliq, Allah SWT (Maha Programmer Alam Semesta). Dan paling tidak, pembuatannya diniatkan utk kemanfaatan pribadi dan umat. Nah, gimana biar seperti itu?? Haruskah dirancang konsepan RPLI (Rekayasa Perangkat Lunak Islami)…??!

Berarti adakah software yang gak Islami? Kemungkinan ada…. Seperti (kalo sudah ada) aplikasi yg berisi buka2an aurat, provokatif negatif, software adu domba, dan yang sealiran.

Akhirnya, software yg bagus akan hidup awet dan banyak pemakai setianya. Ini adalah peluang emas bagi kita tuk menebar segala macam ragam kebaikan lewat ‘barang lunak’ tersebut. Dan karena adanya kompetisi yg kian seru, kita harus belajar dan belajar lagi, dan belajar terus, buat program lagi dan coding lagi, sampe akhirnya kita di-‘Shut Down’….

Allahua’lam bisshowab

Free Download Modul Multimedia Pembelajaran dengan Flash dan PowerPoint

Berikut modul (sederhana) yang bisa didownload:

1. FLASH sebagai Media Pembelajaran

2. POWERPOINT sebagai Media Pembelajaran

3. POWERPOINT sebagai Media Pembelajaran (slide)

Mohon kritik, saran dan masukannya...

JACP (Jangan Asal Copy Paste)

Satu lagi gerakan moral di dunia cyber. Sebuah gerakan yang ingin memberi pencerahan ttg Paham COPAS. Gerakan ini saya temukan di blognya pak Rane Hafied di http://anotherfool.wordpress.com/jacp/. Sangat menarik, karena gerakan ini juga ditujukan untuk saling bersilaturahim antar blogger sekaligus menyolidkan dunia mereka.

Berikut inti dari ajakan informal ini:
“JANGAN ASAL COPY-PASTE karena BLOG JUGA ADALAH HASIL KARYA CIPTA. Biasakan untuk meminta ijin kepada pemilik karya atau paling tidak menyebutkan sumber asal. Hitung-hitung bersilaturahmi dan memperluas pergaulan, bukan?”

Dan adanya himbauan utk menambah image di blog kita, seperti ini:

Dan, ada juga yang KONTRA terhadap gerakan ini.Ada yg berpendapat COPAS merupakan proses pembelajaran dan jalan kebaikan seseorang. Sebuah argumentasi dari mas/pak Wahyudi Hermawan yg menarik tuk qta simak, kurang lebihnya sperti berikut:

“Hak paten adalah bentuk penghargaan kontan di dunia. Saudaraku… berhentilah merasa bahwa saya telah menciptakan sesuatu….saya ingin sesuatu dari apa yang telah saya buat…. biarkan saja Pencipta Sejati yang memberikan penghargaan untuk kita…. jangan takut di copy paste….jangan takut di bajak…. jangan takut orang mengambil keuntungan dari apa yang kita buat…. karena kita tak akan bisa membuat kalau tidak di buat…karena kita tak akan bisa mencipta kalau tidak diciptakan….. Ketika mereka mencantumkan nama kita sebagai pemikirnya….itu hanyalah penghargaan yang tak seberapa, ketika mereka mencantumkan nama mereka atas karya kita itu juga bukan sebuah pencurian ide…. semakin banyak orang merasakan manfaat dari apa yang kita berikan maka akan semakin besar royalti yang kita dapatkan di kehidupan nanti. Jangan lagi takut dibajak…jangan lagi takut dicuri ….jangan marah kalau pemikiran kita menjadi tidak berlabel kita….karena ketahuilah Allah tahu atas apa yang telah kita beri dan dedikasikan….. “

Nah, kalo saya sih setuju kedua-duanya dalam hal tertentu. Kalo qta sebagai piha peng-COPY sebaiknya dicantumkan referensinya dan disertai dengan pemahaman yg sungguh terhadap materi yang dicopy. Juga dalam hal-hal tertentu sebaiknya di tambahi dengan penyempurnaan dan opini kita. Dan kalo kita sebagai pihak yang di-COPY, maka niatkan utk beribadah dan beramal sholeh pada sesame, juga utk menyebarkan pemahaman kita. Kalo mereka menyertakan sumber dari kita, alhamdulillah dan kalo tidak juga tak jadi permasalahan. Yang penting kita terus berkarya.

Nah, bagaimana dgn temen-temen? Lebih setuju dengan Faham JACP (sbg apresiasi ide/gagasan & silaturahim) atau lebih setuju dgn Faham COPAS (sbg pembelajaran dan ibadah)??

Digitalisasi Kampus

Semoga bisa menuai gagasan-gagasan berkah….

Kalo kita sejenak membaca sejarah bencana alam di Nusantara, maka akan ada link ke dunia Information n communication technology (ICT) atau TIK. Misalnya pasca Tsunami di NAD, betapa banyak informasi berharga dan penting yang hilang. Sebut saja dokumen kepemilikan tanah, ribuan ijazah pelajar, surat ukur, obligasi, dll yang sebagian besar masih berbentuk dokumen cetak dan tidak ada backupnya. Bisa dikatakan peradaban informasinya bisa ikut musnah bersama raga fisiknya. Apakah solusinya??

Dan yang berikut juga penting, ada tiga elemen ICT yang saling melengkapi yakni hardware, software dan brainware (programmer, admin, analys, user). Hardware yg tanpa isi dan manusia maka menjadi seonggok benda mati yang tak berguna, software tanpa wadah dan pengguna maka akan seperti jiwa tanpa raga, dan manusia yang tak punya apa-apa, yaaa… jadilah manusia cacat yg tak mampu berbuat apa-apa.

Hal ini akan terkait dengan security/keamanan sistem. Entah kita memakai sistem informasi digital maupun sistem berbasis kertas (system based paper), jika tidak dijalankan oleh manusia yang shiddiq (jujur) dan fathonah (cerdas) maka akan sama-sama mengundang kerugian. Ancaman cracker tidaklah menjadi perkara besar jika sistem dihandle oleh orang cerdas dan jujur, bahkan bisa akan ‘terlalu’ bermanfaat…sipp…!

Dan lagi, ukhuwah (baca: integrasi) file dalam manajemen informasi tingkat pusat bisa lebih efektif jika bentuk informasinya seragam dan terhubung.

Satu hal lagi, terkait bidang Research and Development (R&D) (khususnya bidang teknologi) ada yang bilang bisa mempercepat proses kemandirian. Sebagai contoh, Sebuah Perusahaan Industri Telematika China (Hwuawei) bahkan mengalokasikan dana R&D ini lebih dari 60 % dari total pendapatan yang mereka miliki. Dalam waktu kurang dari 1 dekade seluruh teknologi terbaru telematika berhasil mereka kuasai.

Dan akan lebih mantab lagi jika objek R&D ini dimulai dari lingkungan sekitar kita dulu. Dengan harapan lingkungan kita tersebut tidak melulu menjadi target pasar teknologi, harus ada saatnya kita menjadi trendsetter dan produsen teknologi.

Maka akhirnya, teknologi hanyalah sebuah solusi berbentuk tools dan system yang tak akan mengubah karakter dan jati diri pemakainya. Bahkan jati diri bisa hilang jika manajemen informasi dikelola tdk secara professional dan terpadu. Serta untuk menghadapi tuntunan menjadi Masyarakat Informasi Global, maka langkah persiapannya tak lain adalah merampungkan kemandirian teknologi, betul...??

Jumat, 09 April 2010

{{.. Dream Campus Project ..}}


Sebelumnya, aspresiasi saya pada rekan-rekan di Universitas Islam Indonesia (UII) atas terwujudnya lomba blog ini, topiknya juga sangat menarik tuk dipikirkan dan setiap ide yg mencuat akan ikut membangun dunia edukasi serta memupuk rasa cinta akan edukasi itu sendiri. Saya kurang paham tujuan rekan-rekan penyelenggara lomba, namun bisa dikatakan inilah excellent step utk membanjiri dunia blog dengan gagasan seputar impian sekaligus wacana kekampusan. Yup, inilah kesempatan kita memadukan kreatifitas bermimpi dan nalar menganalisa kampus. Asyik kan, otak kanan & kiri kita semuanya dipake… itung-itung biar gak ‘miring’.. hehee… Inilah proyek kita bersama, guna gotong royong ide dan perbuatan, dlm membangun negeri ini, negeri para leluhur dan anak cucu kita kelak.

Very wow, saat saya blogwalking ke blog sobat-sobat peserta yg lain. Sejauh ini klo boleh saya ringkas (wih, enak aja… ^_^), yg saya tangkap adalah ulasan terkait prestise kampus/bonafid, faktor biaya, segi sarana-prasarana, suasananya nyaman, sinergisitas semua elemen kampus, one stop education center, kurikulum yg up to date, kualitas pengajar, support wirausaha, berkarakter kuat … malah sampe jumlah mahasiswinya, heheee…. Semuanya saya sepakati, karena kita semua adlah para pelakunya, yg terjun (tapi bukan terjun bebas yaa) langsung di dunia perkampusan.

Berikut sekedar tambahan dari saya…

#Scope Definition of Dream Campus …
Definisi kampus (klo bleh) saya ringkas mjd “lingkungan yg mencakupi semua elemen pada perguruan tinggi”, baik universitas, akademi, sekolah tinggi, institut, dsb. Di bawah ini hasil isengan mindmap sederhana dari opini saya.


Dengan kata lain, “kampus idaman berarti perguruan tinggi yg memiliki mahasiswa idaman, dosen idaman, birokrasi idaman, fasilitas idaman, sistem KBM idaman, lembaga kampus idaman, karyawan idaman, dan komunitas idaman”. Bisa dianggap inilah definisi kampus idaman bila ditilik dari ruang lingkupnya. Namun masalah pun muncul, deskripsi dari kata ‘idaman’ tu sperti apa? Apakah gpp bila disinonimkan dg kata ‘ideal’, sedang idealisme orang2 beragam tuh. Duh, jadi bingung…. ;)

#Output Definition of Dream Campus …
Mmm… Kita tahu, bahwa tiada gading yg tak retak, yg artinya ada gula ada semut…ups, gak nyambung … Arti seriusnya adalah kondisi kualitas yg bagaimanapun dari semua elemen di atas mustahil bisa diterima sbg manifestasi dari kata ‘ideal’ oleh semua pihak.

Pada sisi lain, makna kesuksesan tiap kepala (baca: manusia) juga beragam. Nah, disinilah muncul kaidah kampus idaman secara output, yakni “kampus idaman adalah kampus yg bisa mengantarkan warganya (mahasiswa, dosen, karyawan, birokrasi, dll) kepada kesuksesan”. Jadi, apapun perspeksi kesuksesan kita, bisa kita raih dgn kampus kita masing-masing. Ada yg ingin pinter riset, maka haruslah dibangun laboratorium dan research club. Ada juga yg ingin pintar berorganisasi maka dibangunlah komunitas-komunitas dlm kampus, entah HMJ, LSM, dll. Ada juga yg ingin bxk menang lomba maka kampus (secara sinergis) memberi kesempatan tuk berkompetisi, baik internal dan eksternal kampus. Ada juga yg ingin dapet beasiswa maka kampus mengupayakan kerjasama beasiswa dg pihak penyedia beasiswa, de es be…


Pihak struktural kampus mulai dari atas sampe ke bawah harus memahami tantangan zaman, yakni ttg tuntutan kompetensi kekinian dan tuntutan akhlaq/moral kekinian. Dan kemudian sama-sama mewujudkannya.

#Statistics Definition of Dream Campus …

Secara statistic, yakni melalui perhitungan tertentu dan hasilnya bisa sebagai barometer utk mengukur dream campus value suatu kampus, maka definisi berikut ini bisa mjd acuannya. “Kampus idaman adalah kampus yg senantiasa mampu melampaui kualitas dirinya dari hari ke hari”. Baik kualitas dosen, kualitas fasilitas, kualitas alumni, dan lainnya (karena stagnasi adlah penyakit peradaban). Sehingga, kita bisa menganalisa melalui beberapa kurva, seperti kurva perkembangan nilai IPK mahasiswa, kurva alumni yg sudah bekerja, kurva tingkat kepuasan mahasiswa, kurva jumlah publikasi ilmiah dosen, dsb.


Akhirnya, dimanapun kampus kita, yaaaa… itulah kampus kita! Yang harus kita banggakan, dan kita bangun dg kerja keras. Cara membangunnya adalah dgn membangun prestasi diri kita, dan lingkungan kita.

Sekian dulu ya… Salam hangat dari saya, mahasiswa TI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dari kota dingin Malang (sekarang dah ganti jdi kota panas-dingin kayakx, hehee…). Salam hangat buat rekan di Kota Pendidikan sekaligus kota Gudeg, dan tentu juga kota-kota lainnya di seluruh Indonesia Raya.
Salam satu jiwa, mahasiswa!!

Berikut video ringkasan (isengan) artikel saya.



Download video..

Dan file versi PDF... (maklum lagi iseng)
Dream Campus Project.pdf

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More