The Art of 'Paper Management'

Pernah pusing pas ngeliat kertas berserakan di kamar kita ???!!... .

“Laskar Programmer” UIN Maliki Malang

GEMA-Satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Maliki Malang kaya akan kreatifitas...

The Next Generation of Superhero, is Us!

“Terkisah pada suatu malam yang kelam. Kala itu, semua penduduk bumi sedang terlelap. Jalanan sunyi....

WCU Itu 'Wong Cilik University' kan?

Maaf, tulisan ini hanya sebagai teman ngobrol saya aja.. Bukan utk tujuan aneh tertentu, karena isinya pasti tak berasa ilmiah dan minim kata-kata yang keren....

Harta, Tahta, Wanita, dan ............??

Duet dunia nyata dan dunia digital semakin intim saja. Dunia nyata semakin bergantung pada dunia cyber, dan dunia cyber kian kompleks....

Rabu, 29 Februari 2012

Laga Pilu Garuda


Entah perasaan apa yang kurasakan waktu ngeliat laga timnas Indonesia versus Bahrain saat ini (Rabu, 29 Februari 2012). Menit ke-38 skor dah 3-0 (untuk keunggulan Bahrain). Mungkin sedih, kasian, gregetan, prihatin, kecewa campur-aduk semuanya. Ah, sudah 4-0 rupanya.

Bisa dibilang laga ini melambangkan kepiluan sepakbola di tanah air. Flashback sedikit. Dunia sepakbola Indonesia mulai bangkit saat AFC Cup. Saat itu, Indonesia bisa dikatakan paling difavoritkan menjadi jawara. Namun ternyata kalah dari negeri jiran Malaysia. Semenjak itu, sepakbola tanah air mulai bergairah pesat. Pemain banyak yg jadi bintang. Ada yg jadi model iklan, bintang tamu di sinetron, main film, diwawancara di acara TV, pokoknya sering nongol di TV. 

Namun sekarang, di ajang pra-piala dunia aja kita keok, gak dapet satu poin pun. Di SEA Games cabang sepakbola kemaren (dimana kita jadi tuan rumah), tim Garuda Muda ditaklukkan dalam adu penalti – lagi-lagi- oleh timnas U23 Malaysia. Fakta lainnya, liga nasional masih pecah, ada ISL (Indonesia Super League) dan IPL (Indonesia Primer League). Klub pun ikut-ikutan pecah, yang aku tau Arema Indonesia pecah menjadi Arema ISL dan Arema IPL. 

Sebagai pecinta sepakbola yg tak begitu paham sepakbola, aku hanya bisa berharap dan mendukung bangkitnya kembali prestasi bola kita. Yang aku sayangkan dulu, waktu Nurdin Halid berhasil dilengserkan, pak Djohar Arifin dkk memecat coach Alfred Riedl diganti Wim R. Sejak itu, track record timnas kita kian merosot. 

Sudahlah, kalo memang kedua liga gak ada yang mau mengalah, tetep dijalankan keduanya. Dan dilegalkan semuanya. Gelar lah dgn profesional, sportif dan rukun penuh persahabatan. Mungkin ntar jawara kedua laga bisa diadu utk menentukan jawara klub Indonesia utk mewakili ajang di luar. Dengan begitu, para pemain terbaik bisa masuk line up timnas Garuda. (update skor 5-0!). So, kita bisa melihat di barisan timnas kita ada BePe, Gonzales, Boas, Irfan, M. Ilham, M. Ridwan, Bustomi, Andik, Zulkifli, Firman Utina, Hamka, Maman, dkk. Sedang, pada pertandingan malam ini pun tim U23 yang terpaksa merumput gak utuh, gak ada Andik (gabung dgn U21), Tibo (Titus Bonai main di klub ISL Persipura), Kurnia Mega (main di Arema ISL), Yongki (kyakx main di Persisam), dan lainx. 

Argh, sudah 7-0 rupanya. Jangan patah semangat garudaku. Ah, sudah 8-0! Mereka bersorak, tertawa, berpelukan ria, bersemangat berjingkrak-jingkrak, menyambut pesta gol ke timnas kesayangan kita. Sedang kita, terdiam, kelu, menangis dalam hati. Apakah kepiluan ini akan membuka mata hati kita sehingga tak egosi lagi..????

Ayo support garuda! Terbanglah lagi garudaku. Kepakkan sayapmu penuh wibawa. Suguhkan kami prestasimu. Hibur kami dengan fairplay-mu. Buat kami bersiul terpesona dgn permainan cantikmu. 

Resume kepiluan:
  • Skor akhir 10 -0
  • 1kartu merah utk kiper Samsidar
  • 1 kartu merah utk pelatih Aji Santoso
  • 4 kali tendangan penalti
Hanya sebatas impian

Selasa, 28 Februari 2012

Filem Trio Musketeers+

Barusan aku nonton film The Three Musketeers. Film yg mengisahkan perjuangan heroik Trio Musketeers yang terdiri dari Athos, Porthos, dan Aramis. Sebenarnya ada tambahan seorang musketeers muda, D’Artagnan, maka kita sebut saja mereka Trio Musketeers+.

Alur filmnya enak dinikmati, dan efek tempurnya juga keren. Namun ada beberapa hal emm... masih nyangkut di pikiran, yakni:
  • Kemunculan putri Constance saat D’Artagnan kisruh dgn pengawal kerajaan kurang rasional, sang putri tiba-tiba muncul di tengah pergelutan dan sendirian.
  • Pada saat D’Artagnan berkelahi dengan Rochefort di atas gedung, aku berharap endingnya bakal seperti saat D’Artagnan dilatih oleh ayahnya, yaitu dgn trik melepas pedang untuk diambil lawan lalu tiba-tiba menikam lawan dgn belati kecil. An old trick, my boy...
  • Di bagian hampir terakhir, rombongan Trio Musketeers+ tiba di istana Raja Louis naik kapal terbang (kapal yg bisa terbang), namun ternyata sang putri Constance sudah nyampe duluan dan sudah berdandan dan berbusana rapi. Kira-kira sang putri pergi duluan ke istana naik apa n sama siapa ya?
  • Ternyata tebakanku 100% benar, Milady selamat. Tapi suangat kecil kemungkinan selamat seseorang yang jatuh (meskipun) ke laut dari ketinggian yang sangat tinggi.
  • Oya, satu lagi di saat akhir. Si Raja Buckingham koq naik kapal kecil yg gak keren ya, koq gak naik kapal yg terbang yg lebih gede? Yah, mgkn karena tuntutan skenario yg ingin membuat penonton lbih surprise.
Itu saja catatan (tak profesional) ttg filem Trio Musketeers+ yg baru ku tonton. One for all, all for one.

Trio Musketeers+

Sabtu, 04 Februari 2012

Video: Najmah; "Hoyyeee... Mama is Coming..!"

Ini Si Najmah
Durasinya lumayan pendek, cuma 18 detik... Betapa natural eskpresi suenneng anak kecil ngeliat ibu/mamanya baru datang... Cekidot gan! Jangan lupa ninggalin uang, eh komen ya..


Video: Ekspyesi Jelek DIKA

DIKA
DIKA ini rumahx pas depan rumah ane.. Masih sanak saudara juga... Meski durasinya puendek banget (7 detik), moga kawan blogger bisa terhibur semua... Yah, manusia emang dianugerahi bakat komedi luar biasa sejak masih kecil... :)







Nih videonya....

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More