Duet dunia nyata dan dunia digital semakin intim saja. Dunia nyata semakin bergantung pada dunia cyber, dan dunia cyber kian kompleks. Kita tahu, kebutuhan manusia tuk berkomunikasi, berhibur diri, bertukar informasi, silaturrahim, mencari rejeki, dan mencari ilmu telah memanfaatkan dunia digital. Di sisi yang lain, fitur dunia digital kian berwarna-warni. Semakin sering kita temui invensi teknologi yg namanya berawalan huruf 'e', mulai dari e-commerce, e-learning, e-government, e-gold. Ada juga yg berawalan 'cyber' seperti cyberlaw, cyberpunk, cybercampus. Sungguh keren. Belum lagi dengan beraneka macamnya ekstensi URL yg ada, diantaranya [dot]org utk organisasi, [dot]gov utk pemerintahan, dsb.
Di masa lalu, sampe sekarang. Ada sebuah kaidah yang luar biasa utk meraih suksesmulia. Kaidah tsb terkompres (terangkum) ke dalam rumus 3-ta (harta, tahta dan wanita) yg perlu disikapi dgn keimanan. Begitu populer.. Dan luar biasa memang. Jujur diakui, selama ini ketiganya rawan sekali meninggikan hati kita (takabbur), menjadikan kita lalai 'bersujud', serta memicu sikap cinta dunia kita. Harta, sedikit ataupun banyak sering menawan kekhusyukan hidup kita. Tahta, inilah power dan kuasa yg sangat menggiurkan sekali utk 'dimanfaatkan'. Wanita, dimiliki ato tidak, bisa menjadikan kita 'gila'!
Hmmm... Boleh gak ya kalo ditambahi satu lagi?? Hehee.... Sehingga menjadi harta, tahta, wanita, dan ...... DATA!!
Yup, saat ini siapa yg tak punya data. Di hardisk mungkin, ato flashdiks, tempat hosting, bank data, dll. Dan siapa yang tak menjadi sumber/objek data, contohnya data Sensus penduduk (semua didata bukan?), data mahasiswa, data siswa TK, data rental komik, data debitur kantin, data DPO dosen pembimbing (hehee), dsb. Sekawanan data disebut database.
Dengan data, kita bisa melakukan segalanya. Karena data akan memberi kita hak akses. Dan akses adalah 'pujaan hati' para hacker dan cracker. Di samping itu, dengan data, kita bisa menjadi siapa saja, menjadi apa aja. Bagaimana seandainya kalo kita punya database nomer hp seluruh mahasiswa, ato punya database no.rekening+PIN nasabah bank, ato database kunci jawaban soal SNMPTN, database agen mata-mata pemerintah, ato database warung yg murah meriah, ato punya database mahasiswa yg jarang mandi.. Akan dahsyat sekali bukan?
Nah, sebagai datawan (orang yg berdata), bagaimana sebaiknya sikap kita.....???
Tentu saja, sama halnya seperti harta-tahta-wanita, kita harus mendapatkannya secara halal dan memakainya utk kebaikan. Jangan sampai mubadzir data dan berlebih-lebihan. Petuah yang klise memang, tapi begitulah adanya. Hal yg luar biasa, tapi sering kita jenuhkan...
Kalo menurut pembaca/temen-temen, bagaimana sebaiknya sikap kita??
Wal akhir, kiranya tepatlah jika tulisan sederhana ini ditutup dgn hadist berikut:
“Wahai 'Amr, sebaik-baik harta yang shalih, adalah yang ada di tangan orang shalih” (HR Al Bukhari dan Muslim)....... begitu pula tahta, wanita, dan ....... data!
0 comments:
Posting Komentar