“Terkisah pada suatu malam yang kelam. Kala itu, semua penduduk bumi sedang terlelap. Jalanan sunyi. Bangunan-bangunan telah lengang, pertanda kesibukan di dalamnya telah usai. Akan tetapi, di sebuah gudang tua, di daerah pinggiran kota, tampak suatu kesibukan yang sangat mencurigakan. Sekelompok orang misterius sedang mengotak-atik sesuatu. Di ruang gelap itu, kabel berserakan, aroma bubuk yang menyengat, gunting dimana-mana, dan timer diletakkan disana-sini. Oh tidak! mereka sedang meracik bom! Mereka sepertinya ingin meledakkan sesuatu yang penting!”
“Tiba-tiba, dubrakk!! Pintu depan terbuka. Sesosok bertopeng berlari masuk, lalu berdiri dengan pose keren sambil memegang senjata yang mematikan. Dialah pahlawan (superhero) kita dalam kisah ini. Lalu sang superhero menodongkan senjatanya ke muka para penjahat. Dia memang superhero teladan. Tak tanggung-tanggung, tangan kanan dan kirinya sama-sama bersenjata. Tangan kanannya menggenggam kuat mouse, sedang tangan kirinya memegang keyboard. Para penjahatpun takluk pada kekuatan superhero kita. Mereka tertangkap semua. Kemudian para penjahat tersebut kapok, lalu bertaubat, dan akhirnya mereka masuk surga. Lantas, siapakah jatidiri sang superhero sebenarnya?”
Kisah di atas adalah ilustrasi sederhana aksi kepahlawanan para superhero abad ini. Nah, kalo kita perhatiin, baik di dalam cerita komik maupun film, biasanya ciri-ciri superhero itu adalah membela kebenaran (fight for justice) dan kaum yang lemah, memiliki logo yg keren, berjuang sendiri atau dalam kelompok, jati dirinya dirahasiakan dengan memakai topeng, memiliki kekuatan yang luar biasa dan lawan yang super kuat juga, serta memiliki senjata yang dahsyat.
Benarkah hal di atas hanya terjadi di kisah fiksi aja? Nyatanya di zaman ini tidak. Karena sungguhan ada. Bedanya, superhero abad ini tak perlu repot-repot memakai topeng atau membuat senjata yang canggih. Mereka hanya perlu seperangkat komputer atau laptop beserta koneksi internet. Yup, betul sekali, bisa dikatakan mereka adalah para pahlawan dunia maya (cyber-superhero), yang aksi mereka bisa sangat mempengaruhi keadaan di belahan dunia nyata.
Saat ini (sebatas pengetahuan penulis), sudah seabrek perbuatan jahat yang terjadi di dunia internet, sebut saja spamming, cracking, cyberfraud, cyberporn, carding, dll. Pada kegiatan tersebut tentunya ada pihak pelaku dan pihak korban. Pihak pelaku sebagai pihak yg diuntungkan dan korban sebagai pihak yg dirugikan. Kerugian tersebut bisa berupa pencemaran nama baik, kerugian uang, hilangnya kepercayaan, terbukanya data penting, akses hal privasi, dan hilangnya rasa aman berinternet. Maka, kehadiran superhero di dunia maya saat ini adalah sebuah keniscayaan.
Kejahatan dunia maya (cybercrime) sangat bisa menyaingi kuantitas dan kualitas kejahatan dunia nyata. Di dunia nyata, telah dibentuk (secara formal) aparat resmi yg bertugas utk memerangi kejahatan dan menegakkan keamanan beserta aturan bakunya. Begitu pula dengan dunia online, telah dibentuk pula aparat khusus sebut saja cyberpolice besera aturannya (ITE). Namun, yang namanya penegakan hukum tidak akan pernah cukup tanpa melibatkan bantuan masyarakat. Aparat resmi butuh tambahan informasi, keterangan saksi mata, penelusuran barang bukti, dsb. Apalagi di dunia maya, dengan begitu mudahnya identitas dipalsukan, begitu sederhananya membuat website porno, begitu mudahnya mendapatkan referensi teknik membobol suatu keamanan sistem, begitu luasnya manipulasi script pemrograman untuk menjahili orang lain, semakin murahnya akses internet, dan masih sedikitnya sumber daya pengawasan dari pemerintah.
Sehingga, republik ini, atau bahkan dunia ini, membutuhkan kelahiran superhero-superhero yang memiliki kemauan dan kemampuan di atas rata-rata. Mereka segera mencari team, lalu membuat identitas samaran beserta aksesoris yang mboiz, mengumpulkan senjata unggulan, dan langsung beraksi memberantas kejahatan-kejahatan yang telah lama meresahkan masyarakat.
Mereka tidak jatuh dari planet lain. Mereka tidak digigit binatang super. Mereka juga tidak mengalami kecelakaan yang aneh. Mereka hanya terlahir dari perjuangan mencari jati diri. Mereka mendapat kemampuan dari forum-forum persahabatan, kegilaan bereksperimen, dan semangat diri untuk membuktikan bahwa mereka juga bisa berbuat sesuatu untuk dunia. [slametology]