The Art of 'Paper Management'

Pernah pusing pas ngeliat kertas berserakan di kamar kita ???!!... .

“Laskar Programmer” UIN Maliki Malang

GEMA-Satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Maliki Malang kaya akan kreatifitas...

The Next Generation of Superhero, is Us!

“Terkisah pada suatu malam yang kelam. Kala itu, semua penduduk bumi sedang terlelap. Jalanan sunyi....

WCU Itu 'Wong Cilik University' kan?

Maaf, tulisan ini hanya sebagai teman ngobrol saya aja.. Bukan utk tujuan aneh tertentu, karena isinya pasti tak berasa ilmiah dan minim kata-kata yang keren....

Harta, Tahta, Wanita, dan ............??

Duet dunia nyata dan dunia digital semakin intim saja. Dunia nyata semakin bergantung pada dunia cyber, dan dunia cyber kian kompleks....

Jumat, 30 Maret 2012

Seeking Justice: Organisasi Kelinci Meloncat-Loncat

Anda suka film intrik dengan sedikit action? Film “Seeking Justice” produksi EndGame Entertainment ini patut jadi pilihan. Will, diperankan Nicolas Cage, takkan pernah mengira ia akan terlibat dalam organisasi rahasia di kotanya, New Orleans. Singkat cerita, bermula saat istrinya menjadi korban pemerkosaan dan perampokan, ia ditawari oleh seseorang bernama Simons, agar setuju untuk dibantu dibunuhkan pelaku penganiaya istrinya, dengan syarat ia rela melakukan perintah dari Simons dan organisasinya kelak. Simons meyakinkan Will bahwa organisasi mereka ingin memperjuangkan keadilan di kota New Orleans yang seakan segera hancur.

Ternyata petaka timbul dari perjanjian tersebut. Will, akhirnya harus melakukan perintah dari Simons dan organisasinya. Will diperintahkan untuk membunuh seorang pria bernama Alan Marshall yang organisasi katakan sebagai pria pelaku kekerasan seksual pada anak-anak. Alan Marshall mati dengan insiden kecelakaan. Will kemudian dituduh membunuh Marshall yang ternyata seorang wartawan yang sedang menginvestigasi organisasi tersebut. Salah satu kode mereka, yg seakan menjadi identitas organisasi adalah “hungry rabbit jump”, sebagai tanda perintah telah dilaksanakan.

Will pun harus seorang diri menguak identitas organisasi “hungry rabbit” tersebut, agar ia bisa bebas dari tuntutan pembunuhan atas Alan Marshall. Aksi apa saja yang dilakukan Will? Siapa saja anggota organisasi? Dan siapa ‘man behind the man’ dibalik organisasi tersebut? Monggo ditonton filmnya.

Sebenarnya ending cerita mudah diingat menurutku. Di hampir pertengahan film, aku sudah mulai menebak ending cerita. Will ternyata dijebak untuk kepentingan tertentu, namun Will bisa keluar dan melakukan perlawanan. Namun, yang membuatku salut adalah ide tentang organisasi itu sendiri. Organisasi – kalau dibilang- kemasyarakatan yang di-manage dengan sangat rapi untuk saling gotong-royong membantu sesama korban kejahatan. Coba organisasi tersebut gak sampai membunuh, tapi memberikan solusi bantuan lainnya. Pasi akan hebat. Tapi gimana ya baiknya..??:)

Hungry rabbit..... jump!



Kamis, 08 Maret 2012

Resep Membuat dan Merawat Grup Facebook


Halah, koq berani nulis tips begian. Padahal baru sedikit grup yang ku buat, dan itupun sepi semua. Tapi gak apalah, anggep aja sekedar bacaan ringan di sela aktifitas pembaca, wabil khusus buat para admin grup facebook.

Berikut poin-poin yg bisa aku share:
Sebaiknya bikinlah grup yg jelas topiknya. Apakah itu termasuk grup kekeluargaan, bidang ilmu tertentu, satu gerakan sosial, komunitas tertentu, fans seorang tokoh, sebuah projek, dsb. Hindari membuat grup yg gak jelas topik yang ingin diobrolkan. Juga grup yang terlalu luas topiknya. Sebab menurutku, dgn platform grup facebook sekarang, hal itu tidak efektif.


Admin sebaiknya berlaku tegas. Baik dlm hal me-remove postingan yg OOT (out of topic), juga terkait member yg gak mau dikasi warning. Kasi kartu kuning dulu, baru priiitt...! out kartu merah. OOT biasanya berupa iklan, foto narsis, promosi fanpage, joke geje (gak jelas), kampanye, dan sebagainya. Hal ini semata-mata agar member yang ‘gak berdosa’ merasa betah dan nyaman nongkrong di grup kita.




Sebaiknya jangan terlalu berambisius nge-add temen ke grup. Member yg banyak blm tentu bakal rame. Kalo aku sih, lebih suka grup yang sedikit member-nya tapi jelas dan akrab, daripada yg banyak tapi geje semua. Biarkan temen2 kita bergabung atas kemauan mereka sendiri.



Selingi dengan gambar, video, atau joke yg masih nyambung dgn topik dan spirit grup. Biar gak bosen n monoton.





Gak perlu ‘egois’ jadi admin. Adminkanlah member yg punya antusiasme dan sering berkontribusi dalam grup. Biarkan mereka berbahagia, hehe.. Maksudnya, agar tanggung jawab kita terbagi.


Kalo misalnya ada grup baru yang sejenis dgn grup kita, jangan dianggap sebgai saingan, justru jadikan partner. Ajak tuk saling berbagi informasi.




Kiranya ini dulu dariku. Mungkin esok bisa diperbaiki lagi resepnya. Semoga bermanfaat. Happy groupwalking ya...!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More