Selasa, 17 Agustus 2010

Prince of Ramadhan

Pagi pertama di bulan Ramadhan....

Dini hari itu, setengah empat pagi, di atas awan di langit pagi, tiga orang anak muda sedang duduk bercengkerama menunggu adzan. Mereka bertiga adalah Bill yang 'normal', Ihsan The Khusnudzon Man, dan Jim yang misterius. Mereka sudah lama akrab dan sering berbagi banyak hal. Mereka rupanya sedang mengeluarkan suara yang dapat dimengerti secara bergantian (ngobrol).

Ihsan : "Kawan, menurutku... Ramadhan adlah obat terindah dari Allah bagi hambaNya yang lalai tuk berbaik sangka padaNya"
Bill : "...maka tiada lagi prasangka, karena ini sebuah fakta"
Jim : "...kecuali bagi mereka yang tak mau bertanda tanya"
Ihsan : "Dan, Ramadhan juga menegaskan bahwa tiap detik itu berarti...."
Bill : "..dan tiap suapan itu berarti perjuangan!"
Jim : "..dan tiap makna itu berhikmah, perlu dipecahkan.... Adhere!"
Ihsan : "Okey, cukup dariku, Bill,sekarang giliranmu...."

Bill : "Baiklah, Ramadhan itu......adlah sebuah sinergi..... yang luar biasa, antara kesabaran berhawa nafsu dengan semangat beribadah!"
Ihsan : "..kita diuji sekaligus diberi banyak peluang"
Jim : "..diuji dgn anugerah,dianugerahi dgn ujian."
Bill : "Satu lagi, jika hidup adalah bermain sepakbola, maka Ramadhan ibarat hadiah berupa tendangan penaltinya... bahkan seribu kali penalti....!"
Ihsan : "..jika sebelum menendang kau sholat sunnah dulu, tendanganmu pasti akan masuk!"
Jim : "..jika ini tentang angka, pasti akan tak berhingga!"
Bill : "Jim, sekarang ente kawan..."

Jim : ".... Ramadhan itu penuh misteri.... Bulan... utk mengoleksi rahasia.... cinta"
Ihsan : "..dan semua manusia dipenuhi dengan rahasia, membuat mereka mjd bkn muslim yang sembarangan"
Bill : "..dan tangan kiri mereka seakan menjadi buta!"
Jim : "The last.... Banyak manusia khawatir, kali ini adlah Ramadhan terakhir dlm hidup mereka. Tapi, ada yg lebih menyakitkan dari itu, yakni jgn sampai Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan yg gagal!"
Ihsan : "..nihil karya, nihil amal,dan nihil ibadah!"
Bill : "..dan kita tak perlu malu lagi utk menjadi tua, karena dengan itu kita telah banyak menemui Ramadhan..."

Lalu, adzan subuh berkumandang. Merekapun terbang ke masjid....

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More